Monday, February 29, 2016

Bait bait yang hadir dari prof muhaya...jom tengok

Bait2 ayat Prof Muhaya menarik utk dijadikan sedikit pedoman kita.

Waktu sedang "di puncak" kita merasa banyak teman di sekeliling kita.

Waktu sedang "Berkuasa" kita percaya diri boleh melakukan apa saja.

Waktu sedang "Tak Berdaya" barulah kita sedar siapa sebenarnya sahabat sejati yang kita ada..

Waktu sedang "Jatuh" kita baru sedar selama ini, siapakah teman yang memperalat dan memanfaatkan kita.

Waktu sedang "Sakit" kita baru tahu bahawa sihat itu sangat penting, jauh melebihi harta.

Waktu kita "Miskin" baru kita insaf  pentingnya amalan sedekah walau pun seringgit dan saling membantu saudara kita..

Masuk "Usia Tua" baru kita tahu rupanya masih banyak amalan dituntut Allah yang belum dikerjakan/banyak ilmu yang kurang dan baru kenal jalan ke masjid.

Saat "di Ambang Ajal" kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yg terbuang sia-sia.

Hidup tidaklah lama,
Sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERHARGA:

Saling menghargai,
Saling membantu,
Saling memberi,
Saling mendukung.

Jadilah teman setia tanpa syarat ...

Jangan saling memotong dan menggunting sesama teman...

Tunjukkanlah bahawa anda masih mempunyai Hati Nurani yang tulus. Jauhkan niat jahat untuk mencelakai atau memfitnah.

Jauhkan niat memaksa seseorang melakukan suatu hal untuk kepentingan peribadi kita.

Apa yang ditabur itulah yang akan dituai

Allah swt tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar.

Tapi ketahuilah bahawa Allah swt selalu memberi pelangi disetiap badai, senyum disetiap air mata, Rahmat dan berkat di setiap cubaan, dan jawapan di setiap doa......

Jangan pernah menyerah , Teruslah istiqamah beribadah... kerana..
hidup ini terlalu indah....

Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan sebuah persinggahan sementara..

Sahabatku,
Indahnya hidup bukan kerana banyak orang mengenal kita, namun berapa banyak orang yang merasa bahagia kerana mengenal kita

-prof muhaya

Friday, February 26, 2016

Jack Ma, pengasas Alibaba berkata

Jack Ma, pengasas Alibaba berkata;

“Orang paling teruk nak dilayan ialah, orang yg miskin minda."
- Apabila bagi free, mereka akan kata, itu perangkap.
- Apabila diberitahu ini perlukan pelaburan kecil, mereka jawab, pulangannya sikit sangat.
- Apabila diminta untuk buat pelaburan besar, mereka jawab, tiada duit.
-------------------------------------
- Apabila diminta untuk cuba benda baru, mereka kata, tiada pengalaman.
- Apabila diberitahu, ini bisnes tradisional, mereka kata, susah.
- Apabila diberitahu, ini model bisnes yang baru, mereka akan kata, ini MLM.
- Apabila diminta buka kedai, mereka kata, tiada kebebasan.

Mereka ini, mempunyai beberapa persamaan :-
– Mereka suka bertanya di Google.
– Suka dengar cakap kawan yang miskin macam mereka juga.
– Berfikir lebih banyak daripada seorang professor, tetapi sedikit buat kerja, lebih sedikit daripada orang buta.

Cuba tanya mereka, “Apa mereka boleh buat?”
Mereka tiada jawapan.

Kesimpulan yang boleh dbuat,
"Sementara jantung anda sedang berdegup kencang, apa kata, buat je kerja laju-laju. Daripada asyik berfikir tak habis-habis, lebih baik buat SESUATU”

Orang miskin ini ada satu persamaan.
Hidup mereka hanya tunggu dan lihat. - Jack Ma

Thursday, February 25, 2016

30 ORANG YANG PERTAMA DALAM ISLAM

1. Orang yang pertama menulis
Bismillah : Nabi Sulaiman AS.
2. Orang yang pertama minum air
zamzam :
Nabi Ismail AS.
3. Orang yang pertama
berkhatan :
Nabi Ibrahim AS
4. Orang yang pertama diberikan
pakaian pada
hari qiamat :
Nabi Ibrahim AS.
5. Orang yang pertama dipanggil
oleh Allah
pada hari qiamat :
Nabi Adam AS.
6. Orang yang pertama
mengerjakan saie antara Safa &
Marwah :
Sayyidatina Hajar
7. Orang yang pertama
dibangkitkan pada hari
qiamat :
Nabi Muhammad SAW.
8. Orang yang pertama menjadi
khalifah Islam :
Abu Bakar As Siddiq RA.
9. Orang yang pertama
menggunakan tarikh
hijrah :
Umar bin Al-Khattab
10. Orang yang pertama
meletakkan jawatan khalifah
dalam Islam :
Al-Hasan bin Ali RA.
11. Orang yang pertama
menyusukan Nabi Muhammad
SAW :
Thuwaibah RA.
12. Orang yang pertama syahid
dalam Islam dari kalangan lelaki :
Al-Harith bin Abi Halah
13. Orang yang pertama syahid
dalam Islam dari kalangan
wanita :
Sumayyah binti Khabbat
14. Orang yang pertama menulis
hadis di dalam kitab /
lembaran :
Abdullah bin Amru bin Al-Ash
15. Orang yang pertama memanah
dalam perjuangan
fisabilillah :
Saad bin Abi Waqqas
16. Orang yang pertama menjadi
muazzin dan
melaungkan adzan: Bilal bin
Rabah
17. Orang yang pertama
sembahyang dengan Rasulullah
SAW :
Ali bin Abi Tholib
18. Orang yang pertama membuat
minbar masjid Nabi
SAW :
Tamim Ad-dary
19. Orang yang pertama
menghunus
pedang dalam
perjuangan fisabilillah : Az-Zubair
bin Al-
Awwam
20. Orang yang pertama menulis
sirah Nabi Muhammad SAW :
Ibban bin Othman bin Affan
21. Orang yang pertama beriman
dengan Nabi
SAW :
Khadijah bt Khuwailid.
22. Orang yang pertama
mengasaskan usul fiqh :
Imam Syafei RH.
23. Orang yang pertama membina
penjara dalam Islam:
Ali bin Abi Tholib
24. Orang yang pertama menjadi
raja dalam Islam :
Muawiyah bin Abi Sufyan
25. Orang yang pertama membuat
perpustakaan awam
Harun Ar-Rasyid
26. Orang yang pertama
mengadakan baitulmal : Umar
Al-Khattab
27. Orang yang pertama
menghafal Al-Qur'an selepas
Rasulullah SAW :
Ali bn Abi Tholib
28. Orang yang pertama membina
menara di Masjidil
Haram Mekah:
Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur
29. Orang yang pertama digelar
Al-Muqry :
Mus'ab bin Umair
30. Orang yang pertama masuk ke
dalam syurga :
Nabi Muhammad SAW.
✔ Rugilah klu tidak SHARE sbab
ianya 1 peluang dakwah yg
MUDAH kenali Islam kita.. Islam itu Indah. Tiada unsur paksaan..

Monday, February 8, 2016

Jangan sampai dikalangan muslim....

Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.

Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :

"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"

"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,
"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab :
" Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.

”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.

MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al Islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..
Allahu Akbar…!

📝Kisah ini disebut dalam kitab I'laam al-Naas Bi Ma Waqa'a Lil Bara.

Sunday, February 7, 2016

Bila kawan kita tegur.. Ingat akan ini...

Tengah jemur kain jiran datang tegur, 'tengah jemur kain ke?' Tapi kita jawab "eh tak la tengah masak" soalan mesra dijawab dengan sindiran.

Allah bertanya "Wahai Nabi Musa, apa yang ada ditanganmu itu? Jawab Musa; "Inilah tongkatku, aku gunakan untuk berjalan dan aku gunakan untuk memukul daun2 kayu supaya gugur untuk kambing2ku".

Kenapa Allah masih bertanya Nabi Musa sedangkan Allah Maha Mengetahui? Kerana... begitulah cara Allah bermesra dengan NabiNya walaupun Allah sudah tau tetapi Allah tetap bertanya.

Dalam kehidupan manusia cuba bayangkan kita sedang jemur kain, tiba2 datang seorang kawan kita bertanya " Oi kau tengah buat apa tu?" Kita pun menjawab " Tengah masak !"

Kawan kita tanya tu bukan sebab dia tak tau tapi dia nak bermesra dengan kita. Orang nak bermesra dengan kita, kita layan dia dengan sindiran. Itu tak patut. " -TG Haron Din

kalau hari ini tak ada rezeki cuba cari.....4 perkara ini

Pagi itu penjual surat khabar itu berteduh di tepi kedai. Sejak subuh hujan turun lebat sekali, seakan tidak membenarkannya melakukan aktiviti jualan akhbarnya seperti biasa.

Terbayang di fikiranku, tidak ada satu sen pun wang yang akan penjual itu perolehi seandainya hujan tidak berhenti. Namun, kegagalan yang kurasakan ternyata tidak nampak sedikitpun di wajah Penjual Surat Khabar itu.

Hujan masih terus turun. Si penjual surat khabar masih tetap duduk di tepi kedai itu sambil tangannya memegang sesuatu. Tampaknya seperti sebuah buku. Kuperhatikan dari jauh, lembar demi lembar dia baca.

Awalnya aku tidak tahu apa yang sedang dibacainya. Namun perlahan-lahan ku dekatinya, ternyata Kitab Suci Al-Quran yg dibacanya.

+ "Assalamu 'alaikum" ...
- “Waalaikum salam"
+ “Bagaimana jualan surat khabarnya tuan?" ...
- “Alhamdulillah, sudah terjual satu.”
+ “Wah susah juga ya kalau hujan begini" ...
- “Insya Allah adalah rezekinya.”
+ “Terus, kalau hujannya sampai lewat petang?”
- “Itu bererti rezeki saya bukan jualan surat khabar, tapi boleh banyak berdoa.”
+ “Kenapa?”
- “Bukankah Rasulullah SAW pernah besabda, ketika hujan adalah saat mustajab untuk berdoa. Maka, kesempatan berdoa itu dipanggil rezeki juga.”
+ “Lantas, kalau tidak dapat wang, bagaimana?”
- "Bererti, rezeki saya adalah bersabar"
+ "Kalau tidak ada yg boleh dimakan"? .....
- “Bererti rezeki saya berpuasa"
+ “Kenapa tuan boleh berfikir seperti itu?”
- “Allah SWT yang memberi rezeki. Apa saja rezeki yang diberikan-Nya saya syukuri. Selama jualan surat khabar, walaupun tidak laku, dan harus berpuasa, tetapi saya tidak pernah kelaparan" - katanya jitu dan ikhlas menutup pembicaraan

Sahabat ...
Hujan pun reda. Si penjual surat khabar bersiap-siap untuk terus melakukan aktiviti jualannya. Ia berpergian sambil memasukkan Al-Quran ke dalam begnya.

Aku termenung ... tanpa kusedari cermin mata ku menjadi gelap kerana bercucuran tangisku. Aku tersedar sendirian stlh ku renungi setiap kalimat tausiah yang diucapkan penjual surat khabar jalanan.

Ada penyesalan di dalam hati. Kenapa kalau hujan aku masih resah-gelisah. Khuatir tidak mendapat wang?, ... Risau rumahku akan terendam banjir?...Bimbang tidak dapatt hadir andai ada jemputan kenduri? .. Keluh kesah tidak boleh bertemu pelanggan dan rakan perniagaan? ...
Kembali baru ku sedari, rezeki bukan wang semata. Boleh bersabar, berpuasa, berdoa, beribadah merupakan amal sholeh yang patut kita syukuri. Malah, lebih dari itu, ia adalah juga rezeki yang tidak terperi daripada Allah SWT.

Sahabat ...
Rezeki hidayah dan boleh bersyukur adalah jauh lebih bermakna daripada pekerjaan dan wang. Dari apapun juga ...

Saturday, February 6, 2016

CARILAH MEREKA DINERAKA

Menziarahi seorang teman yang telah tenat sakitnya,dia menggenggam erat tangan saya lalu menariknya ke mukanya untuk membisikkan sesuatu ketika saya ingin meminta diri untuk balik.Air matanya tergenang.Dalam lafaz yang tersangkut-sangkut dia berkata,"Jika hang tidak nampak aku di syurga,tanyalah Allah di mana aku,tolonglah aku ketika itu..."Dia langsung teresak menangis lalu saya memeluknya dan meletakkan muka saya di bahunya.Saya membisikkan,"Insyaallah, insyaallah, aku juga mohon kpd hang jika sebaliknya hang tidak nampak aku disyurga."Kami menangis bersama,entah berapa lama.

Bila saya meninggalkan wad hospital,saya terkenang pesanannya.Sebenarnya pesanan itu pernah dipesan oleh seorang ulamak besar Ibnu Jauzi, yg berkata kpd sahabatnya sambil menangis,"Jika kamu tidak menemui aku di syurga bersama kamu,maka tolonglah tanya kepada Allah tentang aku,"Wahai tuhan kami,si fulan sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau, maka masukkanlah ia bersama kami di syurga."Ibnu Jauzi berpesan begini bersandar kepada sebuah hadis "Apabila penghuni syurga telah masuk ke dalam syurga lalu mereka tidak menemukan sahabat sahabat mereka yg selalu bersama mereka dahulu di dunia.Maka mereka pun bertanya kepada Allah,"Ya Rabb! kami tidak melihat sahabat sahabat kami yang sewaktu di dunia bersolat bersama kami,berpuasa bersama kami dan berjuang bersama kami..."maka Allah berfirman, "Pergilah ke neraka,lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walau hanya sebesar zarrah (Ibnu Mubarak dlm kitab Az Zuhd) 😯abdghaniharon😯

Maka pilihlah untuk bersahabat yg boleh membantu bukan setakat dunia tetapi hingga akhirat dg sifat utamanya berbuat ibadat berjamaah bersolat,berpuasa dan sentiasa berpesan kearah keimanan,berjuang untuk tegakkan agama.Carilah teman yg mengajak ke majlis ilmu,mengajak berbuat kebaikan, bermuafakat untuk kerja kebajikan,selalu berpesan dg kebenaran.Teman yg dicari kerana urusan niaga,pekerjaan,teman tengok bola,teman memancing,teman berkonvoi tayang motor dan kereta hebat,teman fb utk bercerita makan apa hari ni,teman whatsapp utk bersembang hal dunia akan berpisah pada garis mati dan membawa diri sendiri.Tetapi teman yg bertakwa,akan mencari kita disyurga.Semaklah pada diri kita,apakah ada teman yg sebegini pada keliling kita,atau yg ada mungkin lebih teruk dari kita.

Ayuh bertindak,kurangkan masa dg teman yg pada garis dunia,carilah teman dan kawan dg mereka yg akan mencari kita disyurga,kerana kita tidak boleh mengharap ibadat kita shj utk menjengah syurga Allah,pelbagaikanlah usaha dan harapan,moga satu darinya akan tersangkut ke pintu syurga. Al-Hasan Al-Bashri berkata “Perbanyaklah sahabat-sahabat mukminmu karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat”.Pejam mata,carilah siapa agaknya yg akan mencari kita disyurga,jika tiada,mulakan hari ini mencari teman kesyurga sebagai suatu misi peribadi.

Ambillah iktibar dari kawan saya ini yg berpesan mencarinya di syurga,memang kebiasaan mereka yg kuat iman suka merendah diri,bahkan sepatutnya saya yg berpesan kepadanya untuk mencari saya.Agaknya kepada siapa anda nak berpesan begini?
Wallahu a'lam abdghaniharon

Tuesday, February 2, 2016

Utamakan keluarga dahulu

Suatu hari saya terlanggar dengan seseorang yang tidak saya kenal. “Oh, maafkan saya,” reaksi spontan saya. Dia juga berkata, “maafkan saya juga.” Orang itu dan saya bertegur sangat sopan. Kami pun berpisah dan mengucapkan salam.

Namun cerita jadi lain apabila sampai di rumah. Pada hari itu juga, ketika saya sedang menelefon salah satu rakan sekerja terbaik saya, dengan bahasa sangat lembut dan santun untuk meraih/melobi simpati rakan saya itu, tiba2 anak lelaki saya berdiri diam2 di belakang saya. Ketika saya hendak berpusing,
hampir saja membuatnya jatuh. "Pergi!!! Main sana, ganggu saja!!!" teriak saya dengan marah. Ia pun pergi dengan hati hancur dan merajuk.

Ketika saya berbaring di tempat tidur malam itu, dengan halus Malaikat berbisik. "Tuhan menyuruh Aku mencabut nyawamu dan mengambil hidupmu sekarang. Namun sebelumnya, Tuhan izinkan kau melihat lorong waktu sesudah kematianmu. Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan. Akan tetapi dengan anak sendiri, engkau perlakukan kasar, akan ku perlihatkan engkau setelah kematianmu hari ini, bagaimana keadaan majikanmu, kawan rapatmu, sahabat dunia mayamu serta keadaan keluargamu".

Lalu aku pun melihat, hari itu saat jenazahku masih diletakkan di ruang keluarga, hanya satu orang sahabat dunia mayaku yg datang, selebihnya hanya mendoakan di dalam group, bahkan ada juga  yang tdk memberi komen apa apa pun atas kepergianku dan ada juga yang hanya menulis, 'Al-Fatihah' ada yg 'RIP'.

Kawan sekerja ku dtg, Sekejap melihat jenazahku, lalu mereka asyik mengambil gambar dan bercerita. Bahkan ada yg asyik membicarakan aibku sambil tersenyum2. Bos yg aku hormati, hanya datang sebentar melihat jenazahku dalam beberapa minit lalu pulang dan kawan2 rapatku, tidak ada satupun dari mereka yang aku lihat.

Lalu ku lihat anak-anakku menangis di pangkuan isteriku, yang kecil berusaha menggapai jenazahku meminta aku bangun, namun isteriku menghalangnya. Isteriku pengsan berkali-kali, aku tidak pernah melihat dia sebingung demikian. Lalu aku teringat betapa sering aku acuh tak acuh dengan panggilannya yg mengajakku berbual, aku selalu sibuk dengan hp ku, dengan kawan2 dan teman2 dunia mayaku. Lalu aku lihat anak2ku sering ku herdik &  ku bentak mereka saat aku sedang asyik dengan hpku, di saat mereka minta perhatian dariku.  Oh Tuhan....Maafkan aku.

Lalu aku melihat 7 hari selepas kematianku. Teman2 sudah melupakanku, sampai detik ini aku tidak lagi mendengar doa mereka untukku. Pihak office menggantiku dgn staf lain, teman2 dunia mayaku masih sibuk dengan perbualan di group, tanpa ada yang berbicara tentangku ataupun bersedih terhadap ketiadaanku di group mereka.

Namun, aku melihat isteriku masih pucat dan menangis, air matanya selalu menitis saat anak2ku bertanya di mana papa mereka? Aku melihat dia begitu longlai dan pucat, ke mana semangatmu isteriku? Oh Tuhan maafkan aku....

Hari ke 40 sejak aku tiada, teman2 FB ku lenyap secara drastik, semua sudah memutuskan hubungan denganku, seolah tidak ingin lagi melihat kenanganku semasa hidup. Bosku dan teman2 sekerja, tdk ada satu pun yang mengunjungi kuburku atau pun sekadar mengirimkan doa. Lalu kulihat keluargaku, isteriku sudah boleh tersenyum, tapi tatapannya masih kosong, anak2 kecilku masih asyik bertanya bila papa pulang. Anakku yang paling kecil adalah yang paling kusayang, masih selalu menungguku dijendela, menantikan kepulanganku.

Lalu 15 tahun berlalu,
kulihat isteriku menyiapkan makanan untuk anak2ku, sudah mulai kelihatan kedutan tua dan lelah di wajahnya. Dia tidak pernah lupa mengingatkan anak2 bahwa hari ini hari Jumaat, jangan lupa solat.

Lalu aku membaca tulisan di atas secebis kertas milik anak perempuanku malam semlm, dia menulis.... "Seandainya aku masih punya papa, pasti tidak akan ada laki2 yang berani tidak sopan denganku dan
aku tidak melihat mama sakit mencari nafkah seorang diri buat kami. Oh Tuhan.... Kenapa Kau ambil papaku, aku perlu papaku Ya Allah.." kertas itu basah karena titisan airmatanya..
Ya Allah maafkanlah aku....

Sampai bertahun2 anak2 dan isteriku pun masih terus mendoakanku agar aku sentiasa berbahagia di akhirat sana.

Kemudian, aku terbangun..... Oh Tuhan syukur... Ternyata aku cuma bermimpi....

Perlahan lahan aku pergi ke kamar anakku dan berlutut dekat tempat tidurnya. Aku masih lihat airmata di sudut matanya, kasihan, terlalu keras aku mengherdik mereka... "Anakku, papa sangat menyesal karena telah berlaku kasar padamu. “Anakku, aku mencintaimu... aku benar-benar mencintaimu, maafkan aku anakku”. Ku peluk anakku, ku cium pipi dan keningnya. Lalu kulihat isteriku yang sedang tertidur, isteriku yang sapaannya sering ku tak hirau ajakannya untuk  berbicara. Sering kali aku sengaja berpura2 tidak mendengarnya, bahkan pesan2 darinya sering aku anggap tak bermakna, maafkan aku isteriku, maafkan aku.

Air mataku tak dapat ku bendung lagi. Apakah kita menyedari bahwa jika kita mati esok pagi, jabatan di mana kita bekerja akan mudah mencari pengganti kita.  Teman2 akan melupakan kita sebagai cerita yang sudah berakhir, malah ada rakan2 kita yg masih menceritakan kelemahan yang tidak sengaja kita lakukan. Teman2 dunia maya pun tak pernah membicara  lagi, seolah2 aku tidak pernah wujud dalam group mereka.

Lalu aku rebahkan diri di samping isteriku, hpku masih terus bergetar, berpuluh2 notifikasi masuk menyapaku, menggelitik untuk aku buka, tapi tidak.. tidak.. Aku matikan hpku dan aku pejamkan mata. Maaf....Bukan kalian yang akan membawaku ke syurga, bukan kalian yang akan menolongku dari api neraka, tapi keluargaku....
Keluarga yang jika kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.

FAMILY FIRST..

Kisah Nabi Sulaiman dengan Seekor Semut

Suatu kisah, satu hari Nabi Sulaiman عليه السلام duduk di tepi jalan, tiba tiba dia nampak seekor semut bawa sebiji gandum kemudian Nabi Sulaiman ingin bertanya sesuatu kepada semut itu. Kerana Mukjizat Nabi Sulaiman boleh bercakap dan faham bahasa binatang.

Nabi Sulaiman عليه السلام bertanya kepada semut itu, Wahai semut. Sebiji gandum yang ada pada kamu itu cukup untuk berapa hari? Kemudian semut itu menjawab; "Wahai Nabiyullah, sebiji gandum ini cukup untuk satu tahun. Benarkah? Benar Wahai Nabiyullah. Alhamdulillah syukur kepada Allah.

Baiklah, kamu ikut saya kata Nabi Sulaiman.

Kenapa Wahai Nabiyullah? Tanya semut

Kata Nabi Sulaiman, Ikut saya dan kamu masuk ke dalam penjara. Setelah semut itu dimasukkan ke dalam penjara. Nabi Sulaiman عليه السلام meminta kepada penjaga penjara itu, untuk meletakkan sebiji gandum bersama-sama dengan semut itu.

Tujuan Nabi Sulaiman عليه السلام adalah ingin menguji semut itu, adakah benar kata katanya. Kemudian Nabi Sulaiman berpesan kepada panjaga penjara itu untuk melihat keadaan semut itu selepas satu tahun.
Cukup tempoh satu tahun dipenjara, penjaga penjara itu membawanya menghadap Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman bertanya; "Bagaimana? Sudah habiskah gandum itu?

Jawab semut, Tidak wahai Nabiyullah, hanya separuh sahaja.

Kamu tipu saya? Tanya Nabi Sulaiman.

Tidak wahai Nabiyullah, saya tak tipu. Jawab sang Semut.

Tahun sudah kamu kata sebiji gandum ini cukup untuk setahun, tapi kenapa sekarang separuh sahaja, kamu tamak ke? Kata Nabi Sulaiman عليه السلام."

Jawab semut; "Wahai Nabiyullah, sebelum saya masuk ke dalam penjara, saya rasa bebas dan yakin kepada rezeki Allah ﷻ . Allah tidak akan lupa saya, tetapi setelah saya dipenjara, saya risau kerana Nabiyullah seorang manusia, takut Nabiyullah lupa kepada saya, sebab itu saya simpan separuhnya lagi.

Berkatalah Ulama mengenai cerita ini, tempoh hayat seekor semut tidak lebih dua tahun. Kerana itu dia simpan separuh untuk setahun, dan separuh lagi untuk tahun lagi satu. Inilah pengajaran daripada kisah ini, apabila kita bergantung kepada manusia, yakin kepada manusia, manusia boleh lupa."

Akan Tetapi, jika kita yakin dan bertawakal kepada Allah ﷻ . Allah tidak akan lupa kamu dimana sahaja kamu berada. Allah sentiasa ingat kepada hamba-hambaNya itu dimana saja hambaNya berada. Walaupun dia berada dibawah tanah sekalipun.

Dipetik dari tazkirah Daripada Sheikh Abdullah Al-Jehaf HafidzohullahTa'ala.